Kamis, 04 Desember 2008

Pembaharuan Program Kerja

Dalam perencanaan sesungguhnya pengembangan program itu harus berdasarkan rasionalisasi dan analisis situasi, dengan harapan program yang dilakukan dapat langsung mengenai sasaran yang diinginkan serta dampaknya akan menjadi lebih terasa. Yang menjadi permasalahan adalah selama ini program yang dilaksanakan oleh Pemerintah masih dirasakan belum mengena kepada sasaran dan kurang inovatif. Sudah barang tentu ini hanya akan merugikan negara dari sisi anggaran dan kebijakannya.
Pada level pusat atau nasional para perencana kita sudah mempunyai besaran-besaran analisis pendukung program yang akan dilakukan oleh mereka, akan tetapi bagaimana dengan di level kementrian, eselon I dan eselon II ? Semua rencana yang akan dilakukan itu biasanya ada pada Rencana Strategis pada suatu instansi. Yang menjadi permasalahannya adalah cara untuk menjabarkan program-program tersebut dalam sebuah kegiatan yang akan dilakukan, hal yang terbaik adalah semuanya harus dilakukan berdasar rasionalisasi dan analisis situasi.
Dapat diambil sebuah contoh, jika dalam sebuah Renstra terdapat program Pendataan, maka yang terbayang adalah cara untuk melakukan pendataaan, mitra dalam melakukan pendataan, alat pendataan, alur jadwal pendataan, sasaran yang akan didata dan lain sebagainya, yang kesemuanya mempunyai standar prioritas masing-masing. Selain standar prioritas tersebut yang harus dipikirkan juga adalah dampak yang akan terjadi ketika melakukan program tersebut baik untung maupun ruginya bagi pengembang program.
Sehingga ketika seseorang mempertanyakan rasionalisasi dan analisis sebuah program maka kita mempunyai alasan atau sesuatu yang dijelaskan untuk apa yang akan dilakukan itu, begitu juga halnya dengan program yang akan dilanjutkan atau program baru yang akan dilaksanakan. Apabila kita tidak dapat mempertahankan rasionalisasi dan analisis dalam melaksanakan sebuah program maka sudah barang tentu program tersebut tidak akan berjalan dengan baik atau tidak dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya.
Selanjutnya yang terpenting lagi adalah bagaimana untuk dapat mengevaluasi dampak dari program yang sudah dikerjakan, ini menjadi amat penting disaat kita harus mempertanggungjawabkan kelanjutan dari program ini. Sebagai salah satu contoh, ketika sebuah instansi pemerintah melakukan diklat, maka harus diketahui dampak yang terjadi kepada mereka yang sudah dilatih atau apa yang akan mereka lakukan setelah mendapatkan pelatihan tersebut. Atau ketika instansi pemerintah melakukan kerjasama dengan sebuah organisasi maka agar dievaluasi dampak yang diakibatkan serta keuntungan buat instansi tersebut. Sudah banyak metode-metode evaluasi yang kiranya bisa digunakan oleh pemerintah untuk dapat melakuka studi dampak dari setiap program yang dilaksanakan.
Harapan kami semua kiranya pemerintah dapat membuat sebuah program yang menyentuh langsung kegunaannya bagi sasarannya (masyarakat) dan program yang inovatif demi kemashalatan kita semua.

Tidak ada komentar: